PASER – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Paser mencatat sebanyak 161 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) rata-rata diderita oleh anak-anak sejak Januari hingga Juni 2023 di Kabupaten Paser.
Kepala Dinkes Kabupaten Paser I Dewa Made Sudarsana menjelaskan penyebabnya karena kurangnya pemahaman masyarakat mengenai DBD. Ditambah lagi, sering terlambatnya orang tua membawa ke rumah sakit.
Dewa menerangkan masyarakat terkadang keliru dikira hanya demam biasa. Saat demam dan panasnya mulai mereda dianggap kondisi anak sudah baikan, padahal dalam kondisi dehidrasi. “Kalau telat dibawa ke rumah sakit bakal berisiko terhadap kematian,” ucapannya.
Agar pemahaman masyarakat semakin meningkat, Dinkes melalui petugas Puskesmas secara terus-menerus melakukan edukasi kepada masyarakat di wilayah masing-masing. Mulai pencegahan, deteksi dini, gejala terkena DBD dan pola perkembangbiakan nyamuk.
“Maka kita sampaikan kepada setiap Puskesmas untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, ketika demam panas dan ada gejala DBD segera periksa darah ke puskesmas,” imbuhnya.
Ia berharap proses edukasi dan sosialisasi diharapkan berjalan efektif, sehingga mampu menekan potensi risiko lebih fatal. Meski demikian, Dewa memastikan dari sekian kasus DBD yang terdeteksi tidak ditemukan adanya pasien meninggal. “Kasus ini tidak ada yang menyebabkan sampai meninggal dunia,” pungkasnya. (bs)