PASER – Usaha kedai kopi kini jadi salah satu sentral perputaran ekonomi yang mengalami perkembangan.
Di Kabupaten Paser, hal itu turut terjadi tak hanya di Kecamatan Tanah Grogot sebagai ibukota kabupaten, namun tersebar hingga di beberapa kecamatan.
Meski wilayah selatan Provinsi Kaltim ini bukan daerah penghasil kopi, namun dengan maraknya peminat kopi nyatanya turut jadi peluang bisnis baru bagi masyarakat.
Salah satunya yang berada di Kecamatan Batu Sopang, tepatnya di Desa Batu Kajang.
Menjamurnya kedai kopi di salah satu wilayah dengan populasi pekerja terbanyak di Kabupaten Paser ini, mambuat pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) berlomba menarik peminat kopi dengan memunculkan kreativitas salah satunya tempat ngopi yang nyaman.
Munculnya kreativitas ini, mengingat kedai kopi bukan hanya jadi tempat untuk menyantap secangkir kopi, namun juga sebagai tempat bersantai ria bahkan tempat untuk berdiskusi secara formal dan lainnya.
Hal itu dimanfaatkan Gapuri dengan mendirikan kedai kopi yang dinamai Waroenk Locale. Kedai yang berlokasi tepat di simpang 4 Kideco jalan lintas provinsi itu cukup terkenal. Tak hanya soal rasa, ia memanfaatkan bagian dari sisi rumahnya untuk dijadikan tempat bersantai.
“Lantai atas bagian rumah saya manfaatkan jadi kedai kopi. Karena dari atas cukup nyaman memandang aktivitas kendaraan yang melintas,” kata Gapuri.
Selain memanfaatkan bagian rumah sebagai kedai kopi. Guna menambah estetika bersantai dan daya pikat untuk menarik pengunjung untuk menikmati kopi dan jenis makanan ringan lainnya, pertunjukan musik terjadwal juga tersedia.
“Biasanya malam minggu ada live music. Jadi pengunjung juga dapat menikmati lantunan lagu menambah nikmat suasana sambil ngopi,” ujarnya.
Namun begitu, mempertahankan pelanggan pun tidaklah mudah. Apalagi semakin menjamurnya usaha ini. Tentunya masalah rasa dan kualitas pelayanan tetap utama. Sehingga inovasi dalam mengembangkannya juga perlu jadi perhatian.
“Sesuaikan lidah orang (Paser) sini. Karena bicara pasar kita juga harus lihat apa maunya pelanggan dan dipadu sama maunya kita,” ungkapnya.
Baginya, dengan kehadiran kedai kopi secara tak langsung mempromosikan atau mengenalkan wilayah ini bahwa tak sepi. Terlebih kerap datang wisatawan atau tamu dari luar daerah, tak lagi kesulitan mencari kedai kopi.
Selain menu kopi, suguhan teh juga disiapkan. Tak hanya itu, selain keduanya seperti red velvet maupun es cokelat latte juga tersedia. Camilan yang beragam turut sebagai hidangan pendukung agar pengunjung betah sambil nongkrong.
Waroenk Locale juga sedang membangun komunikasi dengan perkantoran tambang batu bara di Desa Batu Kajang untuk beberapa program yang dibutuhkan salah satunya memanfaatkan waktu saat rapat dengan suguhan kopi secara manual maupun dengan mesin cappucino.
“Kedepan produk camilan khas lokal juga direncanakan tersedia. Selain menikmati suguhan, memperkenalkan hasil usaha lokal juga perlu,” katanya. (bs)