SAMARINDA – Pada 2024, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) berencana membangun 2 ribu sambungan listrik. Namun anggota Komisi III DPRD Kaltim, Ekti Imanuel menilai program ini belum cukup untuk mengaliri seluruh desa di Bumi Etam.
“Rencana tahun depan, membangun 2 ribu sambungan listrik langsung pada tahun 2024 sudah ada, tapi menurut saya, belum cukup,” ucap Politisi Gerindra ini.
Karena itu dia mengusulkan pembangunan 10 ribu titik sambungan listrik yang bisa difokuskan ke kawasan desa Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T).
Berdasar data Pemprov Kaltim jumlah desa dan kelurahan mencapai 1.038. Dari jumlah itu, sebanyak 851 desa/kelurahan sudah tersambung listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) maupun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) komunal.
Sementara, ada 187 desa belum teraliri listrik. Gubernur Kaltim Isran Noor mengatakan, untuk tahun ini, ditargetkan sebanyak 32 desa akan kembali tersambung dengan listrik PLN maupun menggunakan PLTS.
Terkait hal ini Ekti berharap ada program dari Pemprov yang betul-betul menekan angka desa yang belum teraliri listrik. Ia menyebut, salah satu program yang membantu PLN yakni pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang sudah mencakup desa-desa tertinggal.
“Program pemasangan listrik berpotensi memberikan dampak besar dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat di desa-desa terpencil Kaltim,” terangnya.
“Adanya program PLTS, beberapa daerah yang sulit dijangkau oleh PT PLN dapat tercover. Ini juga langkah yang positif,” pungkasnya. (adv/dprdkaltim/rp)