PASER – Penumpukan ratusan pipa induk di Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Kandilo, Jalan Di Pandjaitan, Desa Tepian Batang, Kecamatan Tanah Grogot jadi sorotan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Paser.
Saluran berbentuk tabung atau silinder yang berfungsi untuk mengalirkan air itu, disinggung Komisi I DPRD Kabupaten Paser, saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Instalasi Pengolahan Air (IPA) milik Perumdam Tirta Kandilo, beberapa waktu lalu.
Menanggapi hal itu, Direktur Perumdam Tirta Kandilo, Suryanto Agustono, menjelaskan penumpukan pipa induk tersebut karena sempat bermasalah hukum. Pipa tersebut bukan milik Perumdam Tirta Kandilo melainkan titipan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Paser.
“Pipa itu milik DPUTR Kabupaten Paser yang dititip sejak pengadaan 2014,” ucapnya.
Agus menjelaskan, rencananya pipa tersebut akan digunakan untuk pengembangan jaringan air bersih dari Kecamatan Long Kali, Kecamatan Long Ikis hingga Kecamatan Kuaro. Namun, karena tidak terealisasi maka terjadi pemutusan kontrak hingga berujung pada permasalahan hukum.
“Permasalahan hukum nya berkaitan dengan pengadaan jaringan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Beberapa orang yang terlibat dalam proyek tersebut terseret masalah hukum,” bebernya.
Dengan sudah adanya putusan terhadap kasus yang menghambat pengembangan jaringan air bersih di tiga Kecamatan itu, baru-baru ini tersiar kabar bahwa pipa tersebut nantinya akan dimanfaatkan oleh DPUTR Kabupaten Paser untuk melanjutkan rencana pengembangan jaringan air bersih.
“Pipa-pipa tersebut sudah bisa digunakan oleh DPUTR dengan berkoordinasi bersama Perumdam Tirta Kandilo untuk nantinya dipasang,” katanya.
Berdasarkan hasil koordinasi bersama DPUTR Kabupaten Paser, rencananya pipa induk tersebut akan dimanfaatkan untuk pengembangan jaringan saluran air bersih di Desa Lori, Kecamatan Tanjung Harapan dan di Kecamatan Long Kali.
Pewarta: Nasrullah Ahmad
