PASER – Kelangkaan Elpiji subsidi 3 kg akhir-akhir ini dikeluhkan masyarakat. Sulitnya mendapatkan gas melon, memaksa warga merogoh kocek lebih dalam jika mendapati tabung yang dijual di tingkat pengecer.
Elpiji 3 kg di tingkat pengecer harganya gila-gilaan, melambung tinggi hingga Rp 60 ribu per tabung. “Susah nyari tabung sekarang harus keliling. Ada yang jual meski mahal ya terpaksa dibeli walau harganya mahal,” ungkap salah seorang warga, Naimah, Jumat (14/7/2023).
Kelangkaan gas Elpiji yang terjadi Kabupaten Paser bak benang kusut. Selain harganya yang meroket naik, pendistribusian juga diduga tidak tepat sasaran. Hal itu membuat warga setempat, khususnya di Kecamatan Tanah Grogot, kewalahan hadapi kenaikan harga.
Meski begitu, Wakil Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Kabupaten Penajam Paser Utara – Paser, Zulkarnain mengatakan, pendistribun dari agen ke pangkalan tak ada kendala.
“Sebenarnya yang kendala selama ini karena kelebihan DPT (Daftar Penerima Tetap) daripada kuota yang dipasok,” katanya. Ia meminta pemerintah daerah dapat segera mencari solusi ke Pertamina. Pasalnya, kendala di lapangan terjadi kekurangan dan ketidakpastian yang diakibatkan banyaknya DPT dari jumlah tabung.
“Untuk tingkat pengecer kedepannya ada pendataan ulang di mana tempat mereka berjualan,” imbuh Zulkarnain.
Sementara itu, Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Paser, Paulus Margita mengatakan salah satu solusinya mengatur harga di tingkat pengecer. “Ini perlu diatur, soalnya selisih harganya di pengecer terlalu besar,” katanya.
Hal itu dilakukan guna pengecer tidak seenaknya mematok harga jual. Ia menyebut agen elpiji menjual ke pangkalan Rp 20 ribu per tabung, sementara pangkalan ke konsumen harga eceran tertinggi (HET) Rp 22 ribu. Diketahui Kabupaten Paser terdapat 3 agen dan 235 pangkalan gas elpiji.
“Nantinya akan dilakukan telaahan supaya harga di pengecer juga diatur,” sambungnya.
Jika belum ada payung hukum yang mengatur, dikatakan Margita dapat menggunakan asas freies ermessen. Kewenangan bebas yang diberikan kepada pejabat pemerintahan dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik bagi warga masyarakat.
Di tengah kelangkaan dan adanya Elpiji dijual di tingkat pengecer atau warung dengan harga sangat tinggi, pihaknya tak dapat mengetahui asal-muasal tabung. Pasalnya, banyak tabung yang yang sudah tidak berlabel.
“Kita tidak bisa memonitor asal tabung itu. Untuk operasi pasar gas Elpiji kita sudah usulkan ke Pertamina,” terang Paulus. Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop-UKM) Kabupaten Paser, Muhammad Yusuf mengatakan riak-riak keluhan kelangkaan tabung melon diyakininya datang dari warga diluar data DPT Elpiji subsidi.
“Kalau yang teriak (keluhan) ini dari DPT berarti terjadi Kelangkaan,” katanya didampingi Petugas Pemantau Harga dan Stok Bahan Pokok Disperindagkop dan UKM Kabupaten Paser, Erniwati.
Katanya, kelangkaan gas melon dikarenakan stok dibatasi oleh Pertamina. Selain itu saat hari libur memang tak melakukan pendistribusian ke Kabupaten Paser. Pemerintah melalui Kementerian ESDM dan PT Pertamina dalam menyalurkan gas melon dilengkapi dengan pendataan konsumen. Hal itu dilakukan guna penyalurannya tepat sasaran.
Salah satunya dengan dengan melakukan pendataan pelanggan menggunakan KTP. Pembatasan Elpiji 3 kilogram diatur dalam Kepmen Nomor 37.K/MG.01/MEM.M/2023 dan Kepdirjen Nomor 99.K/MG.05/DJM/2023 yang menyebutkan konsumen harus terdata berdasarkan sesuai nama dan alamat.
“Nama DPT dari tiap-tiap pangkalan ditentukan oleh ketua RT kemudian ke kelurahan. Sejauh ini tak ada keluhan dari DPT mengenai kelangkaan ini. Kami ada grup DPT dan tak ada yang menyampaikan atau menginformasikan keluhan Elpiji subsidi,” tambah Erniwati.
Untuk di Kabupaten Paser terdapat 3 agen dengan 248 pangkalan gas Elpiji. Berdasarkan data yang diterima awak media ini jika kuota dari masing-masing pangkalan untuk daftar penerima tetap berbeda-beda. Ada yang mendapatkan jatah 2.500 tabung dengan DPT 77 kepala keluarga.
Sementara masih pada data yang sama terdapat pula pangkalan mendapatkan kuota 400 tabung, namun DPT melebihi dari jatah, yakni 412 KK. Belum lagi ada pangkalan hanya mencantumkan kuota diterima, tapi tak ada daftar penerima. “Saat ini tengah dilakukan revisi data DPT dan telah disampaikan kepada ketua RT maupun pihak pangkalan tabung Elpiji,” pungkas dia.
Disinggung mengenai operasi pasar gas melon, Disperindagkop dan UKM sebelumya telah melakukan permintaan ke Pertamina. Namun sampai saat ini tak ada kejelasan. Rencananya Senin (17/7/2023) nanti kembali akan bersurat ke Pertamina. (bs)