TANAH GROGOT – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser tengah menyusun beberapa terobosan penanganan inflasi pangan di Paser. Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Paser, Taharuddin, mengatakan upaya yang dilakukan yaitu dengan penguatan ketersediaan pangan, stabilisasi pasokan, dan menjaga harga pangan.
Penguatan ketersediaan pangan, lanjut Taharuddin, dengan memberi bantuan benih pangan lokal, tanaman pangan pekarangan keluarga, serta pengembangan tanaman yang dapat memicu terjadinya inflasi dan mendukung kebutuhan gizi keluarga.
“Salah satunya berupa cabai dan bawang merah yang diprediksi jadi penyebab terjadinya inflasi. Ini bagian dari penguatan ketersediaannya,” katanya saat dihubungi, Senin (31/10/2022).
Sementara pada stabilisasi pasokan dan menjaga harga pangan, Taharuddin menyebut akan melakukan distribusi pasokan terhadap kecamatan berkebutuhan dari daerah surplus pangan, serta menjalin kerjasama dengan Kabupaten penghasil pangan.
“Selain itu nantinya kita akan pantau ketersediaan sembako di tingkat kios seluruh kecamatan,” sebutnya.
Tak hanya itu, peran pendukung dalam stabilisasi pasokan dan menjaga harga pangan ini juga dilakukan dengan memperkuat cadangan pangan pemerintah dan masyarakat serta operasi pasar di tingkat desa yang rawan pangan.
Ia menegaskan, rencana kerja tersebut juga sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026 serta tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2023.
Taharuddin menambahkan, Pemkab Paser dalam upaya pengendalian inflasi pada 2022 juga telah melakukan berbagai upaya. Misalnya optimalisasi lahan pekarangan dengan mendapatkan bantuan gratis seperti bibit, benih tanaman, pupuk, obat-obatan sarana pertanian dan lainnya.
“Sudah ada tahun ini kita lakukan. Tahun depan juga sudah disusun rencananya,” tuturnya.
Seperti diketahui, ekonomi Kabupaten Paser masih didominasi sektor pertambangan dan penggalian dengan capaian 71 persen. Sementara pada sektor pertanian, kehutanan dan perkebunan hanya 12 persen, dan pada industri pengolahan 5 persen sementara perdagangan 4 persen. (bs)