spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Fitri Maisyaroh Sebut Kaltim Butuh Pendidikan Karakter Sejak Dini

SAMARINDA – Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Fitri Maisyaroh, mengatakan Kaltim perlu melakukan transformasi menuju Indonesia Emas 2045. Hal yang perlu disiapkan yakni pendidikan karakter sejak dini penting untuk pembangunan generasi berkarakter.

Politisi PKS ini menilai, bangsa Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar dalam membangun generasi berkarakter, yaitu krisis moral, krisis keteladanan, dan krisis perilaku baik.

“Karena itu, kita perlu melakukan transformasi peradaban masyarakat Kaltim menuju Indonesia Emas 2045 melalui pendidikan untuk akselerasi,” ujarnya.

Menurutnya, pendidikan karakter harus seimbang di semua dimensi, yaitu Inteligent Quotient (IQ) yang diartikan sebagai pengetahuan, Emotional Quotient (EQ) yang diartikan sebagai emosi, Spiritual Quatient (SQ) yang berarti kejiwaan, dan Phisically Quatient (PQ) atau fisik.

“IQ adalah kemampuan memahami, menganalisis, dan memecahkan masalah secara logis dan rasional. Pengukurannya mencakup pengetahuan umum, kemampuan matematika, kemampuan spasial, dan kemampuan verbal,” kata legislator daerah pemilihan (dapil) Balikpapan tersebut.

Ia menerangkan EQ adalah kemampuan mengenali, mengelola, dan mengekspresikan emosi sendiri dan orang lain. EQ dapat membantu seseorang untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang lain dan mengatasi stres.

Baca Juga:   Seno Aji Monitoring Pembangunan Drainase di Loa Ipuh

“SQ merupakan kemampuan menemukan makna, tujuan, dan nilai dalam hidup. SQ dapat membantu seseorang untuk mengembangkan visi, inspirasi, dan kreativitas,” papar Fitri.

Fitri menyoroti pentingnya kecerdasan fisik (PQ) yang merupakan kemampuan untuk menjaga kesehatan, kebugaran, dan keseimbangan tubuh melalui kecukupan nutrisi, istirahat, olahraga, dan relaksasi.

Menurut Fitri, ada empat pihak penting yang terlibat dalam membangun generasi berkarakter yaitu keluarga yang melibatkan orang tua, sekolah yang menekankan peran guru, kurikulum, dan lingkungan dalam kehidupan bermasyarakat. Keempat pihak itu harus bersinergi dan berkolaborasi untuk memberikan contoh dan bimbingan yang baik bagi anak-anak. (ADV/RP)

BERITA POPULER