spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Literasi Opsi Tangkal Hoaks Jelang Pemilu 2024

 

PASER – Informasi bohong atau hoaks mulai merebak di jagat maya menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Tak jarang, masyarakat menelan mentah-mentah informasi yang belum tentu kebenarannya.

Hal itu terjadi karena rendahnya literasi digital di masyarakat. Demikian yang disampaikan Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Bunda Literasi Kabupaten Paser, Kasrani Latief. Menurutnya, kemajuan teknologi saat ini belum dimaknai dan dimanfaatkan untuk kebaikan.

“Dalam tahun politik menjelang Pemilu 2024, sudah banyak ditemukan berita-berita yang berkaitan dengan tokoh maupun isu politik. Di antara berita yang beredar, banyak ditemukan kabar bohong yang mengarah pada ujaran kebencian,” kata Kasrani.

Oleh karena itu, lanjutnya, edukasi politik menjadi penting sebagai modal masyarakat dalam menghadapi Pemilu 2024. “Tak dimungkiri, berbagai sisi negatif mungkin saja menjadikan masyarakat apatis kepada ajang pesta demokrasi itu,” tambahnya.

Disinformasi, ujaran kebencian, hingga polarisasi dikatakannya menjadi fase yang harus dilalui saat tahun politik. Literasi menurutnya adalah kunci dalam menyaring terpaan informasi yang sangat krusial.

“Terutama pemilih pemula, kita bisa mengambil bagian dalam membentuk perspektif yang positif dalam tahun politik ini,” imbuhnya.

Baca Juga:   25 Desa di Paser Masih Rawan Pangan, Batu Engau Paling Banyak

Diungkapkan, literasi digital dapat memberi pengetahuan dan mengedukasi masyarakat pada tahun politik. Hal tersebut bisa dilakukan, dengan adanya kolaborasi bersama stakeholder dan masyarakat. “Peran ini memberikan dampak untuk menyukseskan Pemilu 2024,” ungkapnya.

Gerakan bersama seluruh elemen masyarakat, kata Kasrani, bertujuan memberikan edukasi dan pembekalan di masyarakat. “Tentunya untuk mendeteksi konten-konten palsu, bohong, dan fitnah untuk menghadapi ancaman mendekati Pemilu 2024,” pungkasnya. (MK)

BERITA POPULER