spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

RKPD 2024 Representasikan Paser mas

PASER – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser mulai menyusun rancangan awal (ranwal) Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) Kabupaten Paser 2024 melalui forum konsultasi publik, yang berlangsung di Pendopo Bupati Paser, Selasa (24/1/2024).

Forum konsultasi ini, dibuka Bupati Paser, Fahmi Fadli, yang diikuti oleh Wakil Bupati Paser Syarifah Masitah Assegaf, Ketua DPRD Kabupaten Paser, Hendra Wahyudi, Pejabat Tinggi Pratama di lingkungan Pemkab Paser, serta Camat dan organisasi masyarakat.

Tujuan konstasi publik ini, dijelaskan Fahmi, untuk memperoleh masukan dan saran penyempurnaan agar dalam penyusunan ranwal RKPD Kabupaten Paser 2024 dapat dibahas bersama Kepala OPD dan pemangku kepentingan.

“Forum ini memiliki nilai yang sangat penting, karena menyangkut komitmen bersama dalam menjaga dan menerapkan empat pendekatan perencanaan,” terang Fahmi.

Adapun beberapa pola dalam penyusunan awal ini. Dilanjutkan Fahmi dengan menggunakan pola pendekatan teknokratik, politik, partisipatif dan pendekatan top-down serta bottom-up dalam mewujudkan Paser yang Maju, Adil dan Sejahtera (MAS).

“Visi Paser MAS merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam dukungan Kabupaten Paser dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan,” tambahnya.

Baca Juga:   Ini Kendala dan Target Tuan Rumah Porprov Kaltim 2026 di Paser

Tujuan pembangunan berkelanjutan ini, kata Fahmi yaitu menciptakan kesejahteraan yang merata bagi seluruh penduduk. Hal ini untuk mencakup seluruh Kelurahan maupun Desa yang tersebar di 10 kecamatan.

Hanya saja, keterbatasan sumber daya dan akses terhadap kegiatan ekonomi dapat menjadi pemicu terjadinya pengangguran, kemiskinan ekstrem, stunting dan sejumlah persoalan sosial lainnya.

“Meskipun rasio Paser menunjukkan angka 0,288 yang berada di bawah angka nasional dan Provinsi Kalimantan Timur, namun masalah ini tetap perlu memperoleh perhatian,” imbuhnya.

Fahmi menilai, ketimpangan pendapatan berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi, sehingga berdampak pada meningkatkan kemiskinan, serta dapat menciptakan konflik sosial antar masyarakat. (bs)

BERITA POPULER