spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Waspada, Uang Palsu Beredar di Paser Sasar PKL dan Masyarakat

PASER – Masyarakat diminta waspada terhadap adanya peredaran uang palsu yang sudah masuk di Kabupaten Paser. Pasalnya, peredaran uang palsu tersebut dialami oleh salah satu warga Desa Tapis, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Desa (Kades) Tapis, Dody Ismanu yang mengaku bahwa warganya termasuk menjadi korban peredaran uang palsu.

“Ini mesti mendapat perhatian serius, sudah tiga kali warga saya yang jualan dapat uang palsu,” kata Dody.

Ia menilai, beredarnya uang palsu di kalangan masyarakat bukan suatu hal yang kebetulan. “Kalau satu kali kejadiannya mungkin kebetulan, tapi ini sudah ketiga kalinya. Semoga ini bisa jadi kewaspadaan kita semua, agar tidak ada lagi yang menjadi korban,” imbuhnya.

Uang palsu dengan nominal Rp 100 ribu beredar di Kabupaten Paser jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), yang menyasar pedagang kaki lima (PKL). Salah satu pedagang, Johan mengaku menjadi korban dari peredaran uang palsu yang sudah dua kali mendapat uang.

“Kejadiannya saat malam hari, anak buah saya yang jualan pentol kemarin lusa menerima pecahan uang Rp 100 ribuan. Dia baru sadar kalau uang itu palsu, setelah saya cek benar memang uang itu palsu,” terangnya.

Baca Juga:   Yuk, Pahami Program Jitu Pemkab Paser Tekan Inflasi Pangan

Kejadian ini bukan pertama kali dialami Johan. Ia juga pernah mendapat uang palsu dua bulan lalu tepatnya Oktober. Saat itu, Johan sedang berjualan dan menerima satu lembar uang seratus ribuan dari seorang wanita yang membeli  dagangannya.

“Saya curiga uang pecahannya seperti dari kertas hasil cetakan sendiri, saya protes kepada ibu itu dan setelah itu barulah dikasih uang asli,” ungkapnya.

Dari pengakuan Johan, wanita yang memberi uang palsu tersebut juga tidak menyadari bahwa uang yang hendak digunakan berbelanja itu merupakan uang palsu. “Wanita itu juga heran, katanya. Padahal uang itu dari bosnya,” singkat Johan.

Selain dirinya, peristiwa tersebut juga menimpa salah satu temannya yang mengaku mengalami hal serupa. “Belum lama, kejadiannya itu belum ada satu bulan, teman saya juga dapat uang palsu,” tambahnya.

Dari semua uang itu, setelah diperiksa tidak ada terlihat gambar pahlawan yang tembus pandang. Kemudian logo Bank Indonesia (BI) tidak asli, atau terlihat sama dengan bahan kertas printer yang dicetak sendiri menggunakan kertas HPS.

Baca Juga:   Dana Penanggulangan Bencana Bisa Untuk Bantuan Benih?

Peristiwa itu juga sudah dilaporkan kepada Babinkamtibmas Desa Tapis, tempat Johan tinggal namun belum dilaporkan secara resmi kepada pihak kepolisian. “Sudah saya lapor ke tetangga saya, yang kebetulan merupakan anggota Polisi. Kalau laporan resminya, belum,” tutup Johan. (MK)

BERITA POPULER