spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Permainan Tradisional Kembali Dihidupkan

PASER – Pelestarian budaya lokal secara intens terus dilakukan masyarakat di Kabupaten Paser. Terlebih seiring dengan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) bagian yang duhulunya merupakan Kabupaten Paser.

Sebagai wilayah yang masih menjunjung tinggi nilai nilai budaya, tentu daerah terselatan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) ini tak ingin ke depannya terjadi degradasi budaya. Salah satu upaya yang dilakukan, tak lain memainkan permainan tradisional.

Permainan itu disebut Belogo. Permainan yang digemari mulai anak-anak hingga orang dewasa ini, belakangan intens dilombakan. Teranyar, dihelat di Desa Damit, Kecamatan Pasir Belengkong. Tak hanya kaum adam, Belogo juga disenangi kaum hawa.

Kepala Desa Damit, Syatta Noorhadi mengatakan selain sebagai upaya melestarikan permainan tradisional, adanya lomba yang dilaksanakan semakin memupuk tali silaturahim antardesa maupun antarwarga. “Disamping itu kebudayaan yang ada hidup kembali,” kata Syatta, Minggu (22/1/2023).

Dirinya menyambut positif pelestarian permainan Belogo. Apalagi material yang digunakan mudah ditemui dan tak mahal. Hanya memanfaatkan tempurung kelapa dan bambu sebagai gagang atau penempi.

Baca Juga:   Antisipasi Lonjakan Covid-19, Prokes-Vaksinasi Kembali Digalakkan

Dalam beberapa tahun belakangan ini dikatakan Syatta, permainan rakyat Belogo semakin tumbuh. Namun lebih masif setelah terbentuknya Komunitas Belogo tingkat kabupaten hingga desa. Bermain Belogo terdapat 2 alat yang digunakan.

Yaitu pelempar (penampi) berfungsi sebagai stik pemukul logo yang terbuat dari bambu pipih. Panjangnya sekitar 30 sentimeter dan lebar 2 sentimeter dengan bagian bawah yang meruncing. Sementara, logo terbuat dari tempurung kelapa.

“Dengan garis tengah lima sampai tujuh sentimeter dan tebal satu hingga dua sentimeter,” jelas dia.

Seiring berkembangnya zaman, Belogo juga berfungsi sebagai olahraga yang juga mulai diperlombakan di beberapa acara pemerintah daerah. Kegiatan yang diinisiasi oleh warga ini bukan hanya pelestarian kebudayaan, tapi sekaligus peresmian lapangan belogo baru di Desa Damit.

“Lomba diikuti 32 regu yang berasal dari Desa Lempesu, Bekoso, Olong Pinang, Damit, Paser Belengkong, Tepian Batang dan Suatang Ketebang,” tandasnya. (bs)

BERITA POPULER